Sebut Aku dalam Doamu
SIAPAPUN DIRIMU!
Sebut saja aku dalam do'amu.
Ceritakan saja rindumu dalam sepertiga malam mu.
Bisikkan saja cinta itu dalam sujud-sujud panjang mu.
Jangan terburu-buru kau janjikan ini itu.
Jangan tergesa-gesa kau berikan kode semata.
Jangan kau umbar isyarat yang tersirat akan makna.
Jangan kau luapkan sinyal yang mungkin aku salah mengartikannya. Karena aku ini perempuan, yang katanya lebih dominan akan perasaan. Dan mungkin jika aku salah menafsirkannya akan membuat aku susah melupakannya.
Namun jika benar, pasti aku tak akan nyaman dengan rasa yang belum seharusnya diberikan.
Sungguh...
Jangan dulu kau berikan janji manis itu.
Sampai kau benar-benar berani mewujudkannya.
Sampai kau benar-benar siap berijab.
Sampai kau benar-benar mampu mengemban amanah baru. Membangun mahligai cinta sehidup sesurga bersamaku.
Sekali lagi, saat ini...
Jangan sampai aku tau bahwa rasamu untukku.
Jangan sampai aku tau bahwa kau benar mencintaiku. Jangan sampai aku tau bahwa rindumu tertuju padaku.
Karena jika aku tau,
Mungkin saja aku tak henti memikirkanmu.
Mungkin saja aku tak henti mengejarmu.
Mungkin saja aku tak bisa menahan hatiku.
Karena sulit rasanya menghentikan langkah kaki yang terlanjur berlari kencang.
Sulit rasanya menahan pandangan seindah senja.
Sulit rasanya menghindar hangatnya sang fajar.
Iya boleh jadi disebut zona nyaman.
Yang mungkin saja tak aman.
Maka dari itu untukmu.
Saat ini
Biarkan cinta itu melangit.
Mengudara hingga sampai ke Arsy sang Maha cinta.
Biar dia genggam erat hingga Dia turunkan perlahan.
Jaga cinta ini sebaik-baiknya.
Simpan sedalam-dalamnya.
Agar tetap indah dan terjaga kesuciannya.
Bahkan jika bukan aku dihatimu.
Atau hatimu sudah berganti pemilik.
Tetaplah jaga kesucian cintamu.
Hingga kau benar-benar mampu mewujudkannya dalam ikatan halal.
Sebut saja aku dalam do'amu.
Ceritakan saja rindumu dalam sepertiga malam mu.
Bisikkan saja cinta itu dalam sujud-sujud panjang mu.
Jangan terburu-buru kau janjikan ini itu.
Jangan tergesa-gesa kau berikan kode semata.
Jangan kau umbar isyarat yang tersirat akan makna.
Jangan kau luapkan sinyal yang mungkin aku salah mengartikannya. Karena aku ini perempuan, yang katanya lebih dominan akan perasaan. Dan mungkin jika aku salah menafsirkannya akan membuat aku susah melupakannya.
Namun jika benar, pasti aku tak akan nyaman dengan rasa yang belum seharusnya diberikan.
Sungguh...
Jangan dulu kau berikan janji manis itu.
Sampai kau benar-benar berani mewujudkannya.
Sampai kau benar-benar siap berijab.
Sampai kau benar-benar mampu mengemban amanah baru. Membangun mahligai cinta sehidup sesurga bersamaku.
Sekali lagi, saat ini...
Jangan sampai aku tau bahwa rasamu untukku.
Jangan sampai aku tau bahwa kau benar mencintaiku. Jangan sampai aku tau bahwa rindumu tertuju padaku.
Karena jika aku tau,
Mungkin saja aku tak henti memikirkanmu.
Mungkin saja aku tak henti mengejarmu.
Mungkin saja aku tak bisa menahan hatiku.
Karena sulit rasanya menghentikan langkah kaki yang terlanjur berlari kencang.
Sulit rasanya menahan pandangan seindah senja.
Sulit rasanya menghindar hangatnya sang fajar.
Iya boleh jadi disebut zona nyaman.
Yang mungkin saja tak aman.
Maka dari itu untukmu.
Saat ini
Biarkan cinta itu melangit.
Mengudara hingga sampai ke Arsy sang Maha cinta.
Biar dia genggam erat hingga Dia turunkan perlahan.
Jaga cinta ini sebaik-baiknya.
Simpan sedalam-dalamnya.
Agar tetap indah dan terjaga kesuciannya.
Bahkan jika bukan aku dihatimu.
Atau hatimu sudah berganti pemilik.
Tetaplah jaga kesucian cintamu.
Hingga kau benar-benar mampu mewujudkannya dalam ikatan halal.
Posting Komentar untuk "Sebut Aku dalam Doamu"