Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Perangkap Jiwa – Kisah Hikmah

renungan islami

Pada suatu masa, datanglah kaum yang memanggul buku atau kitab pada pundak dan kepalanya. Mereka membawanya dengan penuh bangga seraya berkata, kita memiliki sebaik harta warisan yang akan menjadikan gelap menjadi terang dan yang tersesat akan selamat. Kita harus selalu menjaga dan merawatnya, simpanan ini janganlah sampai robek dan rusak.

Mereka sangat membanggakan apa yang di bawa dan dimilikinya tersebut. Kunjungi juga Tingkatan Kesombongan

Namun ada seorang anak bertanya, "paman jika kitab dan buku ini sanggup membawa dari yang gelap kepada yang terang, mengapa diantara kita ini masih banyak yang bergumul dengan ketersesatan dan kejahilan. Apakah keajaiban dari buku itu telah hilang ataukah isinya sudah tak lagi sesuai dengan zaman kita ini?"

"Hai anak kecil, bagaimana kamu berkata demikian" sahut mereka

Lalu si anak menjelaskan, "bukankah kalian tahu bahwa hampir setiap orang telah memegang dan memiliki harta warisan itu?"

"Yah benar" sahut mereka

"Tapi tidakkah kau lihat hari ini.. Mereka sudah enggan dan tak lagi mau membacanya, jikapun ada yang membacanya tak lagi menerapkannya. Lantas bagaimana bisa sebuah obat akan menyembuhkan penyakit bila ramuannya tidak diracik"

"Andai ditulis dengan tinta emaspun buku itu, ia tetaplah buku tanpa diukir dan terpatri didalam jiwa tak akan ada faedah dan manfaat darinya. Jika memang demikian aku khawatir, isi daripada buku itu telah dicuri dari hati mereka, sedang mereka berpuas diri dan lalai

Sesungguhnya pada setiap jiwa itu memiliki pintu jika ia tak pandai menjaganya bisa jadi pencuri akan mengambil simpanan terbaik didalamnya..sehingga ia akan sangat merugi.

Jangan lewatkan artikel menarik lain: Berawal dari Istri yang Shalehah anak menjadi cerdas - Kisah hikmah

Tahukah engkau paman, seburuk-buruknya perangkap jiwa dimana ia merasa puas atas apa yang disenanginya dan melalaikan apa yang dianjurkan dari buku kuno simpanan kita ini. Lantas apa bedanya engkau memilikinya namun engkau sama saja menelantarkanya dan sebagai hiasan mulut dan kepala saja (tanpa penerapan)"

Lalu mereka terdiam...

Posting Komentar untuk "Perangkap Jiwa – Kisah Hikmah"