Kisah Kesatria Islam
Abdullah bin Zubair radhiallahu ‘anhu
Dialah Abdullah bin Zubair bin Awwam radhiallahu ‘anhu, putra dari Asma binti Abu Bakar dan dari sahabat Zubair bin Awwam. Dia dilahirkan ketika ibunya sampai di Quba (dalam perjalanan hijrah), dialah anak pertama dari kaum muhajirin setelah peristiwa hijrah.
Lalu sang ibu membawanya kepada Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, maka beliau memangkunya lalu meminta untuk dibawakan buah kurma, beliau mengunyah kurma tersebut kemudian meletakkannya di mulut sang bayi. Begitulah, yang pertama kali masuk ke lambungnya adalah air liur sang Nabi. Kemudian Nabi mendoakannya agar mendapat keberkahan lalu menamainya “Abdullah” seperti nama kakeknya.
Kelahirannya merupakan peristiwa yang besar dimana hal itu membantah klaim kaum Yahudi yang mengatakan bahwa mereka telah menyihir kaum muslimin sehingga tidak akan memiliki keturunan di Madinah. Ketika ia lahir, para sahabat bertakbir sampai mengguncang seisi Madinah.
Abdullah menjadi seorang penunggang kuda pemberani yang mencintai jihad. Dia ikut berjihad dengan sang ayah untuk latihan berkuda dan gulat. Dia selalu bersama ayahnya dalam banyak peperangan, di antaranya Perang Yarmuk. Di samping itu Ia radhiallahu ‘anhu merupakan ahli ibadah, pandai membaca Al-Quran, dan selalu melaksanakan salat di malam hari juga puasa di siang hari.
Amru bin Dinar berkata tentang beliau: “Aku belum pernah melihat orang yang lebih baik salatnya daripada Ibnu Zubair.”
Tsabit Al-Bunani berkata: “Aku melewati Ibnu Zubair ketika beliau sedang salat di belakang maqam (di dekat ka’bah), seakan-akan ia seperti kayu yang di sandarkan, tidak bergerak sedikitpun!”
Beliau juga merupakan salah seorang sahabat yang di pilih Ustman radhiallahu ‘anhu untuk menulis ulang mushaf.
Abdullah menjadi pahlawan kaum muslimin dalam banyak peperangan, di antaranya dalam pembebasan Afrika, Andalus, dan Konstatinopel (sebelum daulah ustmaniah).
Dalam pembebasan Afrika, yaitu dalam peperangan Subaithilah, kaum muslimin dengan jumlah 20.000 pasukan berhadapan dengan musuh yang berjumlah kisaran 120.000 pasukan.
Abdullah memperhatikan gerak kekuatan musuh, ia dapati bahwa ternyata kekuatan mereka terpusat pada raja Barbar sekaligus komandan pasukan yang meneriaki dan menyemangati mereka untuk mati dengan cara yang sangat mencengangkan. Maka Abdullah berkesimpulan bahwa tidak ada cara lain selain membunuh komandan ini.
Abdullah bercerita: “Aku melihat raja George dari belakang barisan yang banyak, ia menunggangi kuda sedangkan di sampingnya ada dua budak perempuan menaunginya. Aku mendatangi Abdullah bin Sa’d bin Abi Sarh lalu memintanya mengirimkan bersamaku beberapa orang untuk melindungi punggungku agar aku bisa menerobos sampai ke raja mereka, maka disiapkannya untukku beberapa orang pemberani."
Bagaikan petir Abdullah menerobos barisan kaum musyrikin dengan cepat menuju komandan mereka. Ketika ia telah mendekatinya, komandan mengira dia ingin mengirim pesan khusus untuk raja.
Abdullah berkata: “Ketika semakin dekat, dia berfirasat buruk atas kedatanganku, ia kemudian lari dengan kudanya tapi aku berhasil menyusulnya. Kutusuk dia dengan tombak lalu kuhabisi dia dengan pedangku. Kemudian kuambil kepalanya dan kuletakkan di ujung tombakku, lalu aku bertakbir.”
Abdullah berkata lagi: “Ketika kaum muslimin melihat kepala raja yang sudah terpenggal, mereka sadar bahwa kemenangan telah datang, maka mereka berperang satu barisan dengan semangat penuh.”
Peperangan berakhir dengan kemenangan di tangan kaum muslimin, maka Abdullah mengirimkan pesan kemenangan kepada khalifah Ustman bin Affan di Madinah.
Abdullah bin Zubair dibunuh dan disalib oleh Hajjaj bin Yusuf Ats-Tsaqofi pada tahun 73H.
Artikel Menarik Lainnya: Kaitan antara Hajar Aswad dan BlackHole
๐Sumber ::
Diterjemahkan dari kitab Silsilah Al-Udzoma’ minal Islam yang diterbitkan oleh Maktabah Khoiru Ummah Al-Islamiyah.
Dialah Abdullah bin Zubair bin Awwam radhiallahu ‘anhu, putra dari Asma binti Abu Bakar dan dari sahabat Zubair bin Awwam. Dia dilahirkan ketika ibunya sampai di Quba (dalam perjalanan hijrah), dialah anak pertama dari kaum muhajirin setelah peristiwa hijrah.
Lalu sang ibu membawanya kepada Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, maka beliau memangkunya lalu meminta untuk dibawakan buah kurma, beliau mengunyah kurma tersebut kemudian meletakkannya di mulut sang bayi. Begitulah, yang pertama kali masuk ke lambungnya adalah air liur sang Nabi. Kemudian Nabi mendoakannya agar mendapat keberkahan lalu menamainya “Abdullah” seperti nama kakeknya.
Kelahirannya merupakan peristiwa yang besar dimana hal itu membantah klaim kaum Yahudi yang mengatakan bahwa mereka telah menyihir kaum muslimin sehingga tidak akan memiliki keturunan di Madinah. Ketika ia lahir, para sahabat bertakbir sampai mengguncang seisi Madinah.
Abdullah menjadi seorang penunggang kuda pemberani yang mencintai jihad. Dia ikut berjihad dengan sang ayah untuk latihan berkuda dan gulat. Dia selalu bersama ayahnya dalam banyak peperangan, di antaranya Perang Yarmuk. Di samping itu Ia radhiallahu ‘anhu merupakan ahli ibadah, pandai membaca Al-Quran, dan selalu melaksanakan salat di malam hari juga puasa di siang hari.
Amru bin Dinar berkata tentang beliau: “Aku belum pernah melihat orang yang lebih baik salatnya daripada Ibnu Zubair.”
Tsabit Al-Bunani berkata: “Aku melewati Ibnu Zubair ketika beliau sedang salat di belakang maqam (di dekat ka’bah), seakan-akan ia seperti kayu yang di sandarkan, tidak bergerak sedikitpun!”
Beliau juga merupakan salah seorang sahabat yang di pilih Ustman radhiallahu ‘anhu untuk menulis ulang mushaf.
Abdullah menjadi pahlawan kaum muslimin dalam banyak peperangan, di antaranya dalam pembebasan Afrika, Andalus, dan Konstatinopel (sebelum daulah ustmaniah).
Dalam pembebasan Afrika, yaitu dalam peperangan Subaithilah, kaum muslimin dengan jumlah 20.000 pasukan berhadapan dengan musuh yang berjumlah kisaran 120.000 pasukan.
Abdullah memperhatikan gerak kekuatan musuh, ia dapati bahwa ternyata kekuatan mereka terpusat pada raja Barbar sekaligus komandan pasukan yang meneriaki dan menyemangati mereka untuk mati dengan cara yang sangat mencengangkan. Maka Abdullah berkesimpulan bahwa tidak ada cara lain selain membunuh komandan ini.
Abdullah bercerita: “Aku melihat raja George dari belakang barisan yang banyak, ia menunggangi kuda sedangkan di sampingnya ada dua budak perempuan menaunginya. Aku mendatangi Abdullah bin Sa’d bin Abi Sarh lalu memintanya mengirimkan bersamaku beberapa orang untuk melindungi punggungku agar aku bisa menerobos sampai ke raja mereka, maka disiapkannya untukku beberapa orang pemberani."
Bagaikan petir Abdullah menerobos barisan kaum musyrikin dengan cepat menuju komandan mereka. Ketika ia telah mendekatinya, komandan mengira dia ingin mengirim pesan khusus untuk raja.
Abdullah berkata: “Ketika semakin dekat, dia berfirasat buruk atas kedatanganku, ia kemudian lari dengan kudanya tapi aku berhasil menyusulnya. Kutusuk dia dengan tombak lalu kuhabisi dia dengan pedangku. Kemudian kuambil kepalanya dan kuletakkan di ujung tombakku, lalu aku bertakbir.”
Abdullah berkata lagi: “Ketika kaum muslimin melihat kepala raja yang sudah terpenggal, mereka sadar bahwa kemenangan telah datang, maka mereka berperang satu barisan dengan semangat penuh.”
Peperangan berakhir dengan kemenangan di tangan kaum muslimin, maka Abdullah mengirimkan pesan kemenangan kepada khalifah Ustman bin Affan di Madinah.
Abdullah bin Zubair dibunuh dan disalib oleh Hajjaj bin Yusuf Ats-Tsaqofi pada tahun 73H.
Artikel Menarik Lainnya: Kaitan antara Hajar Aswad dan BlackHole
๐Sumber ::
Diterjemahkan dari kitab Silsilah Al-Udzoma’ minal Islam yang diterbitkan oleh Maktabah Khoiru Ummah Al-Islamiyah.
Posting Komentar untuk "Kisah Kesatria Islam"