Memakamkan Jenazah Tidak Harus Di Kampung Halaman
KEBUMIKAN JENAZAH DI MANA DIA MENINGGAL DUNIA DENGAN SEGERA
Makamkanlah jenazah yang meninggal di tempat kematian [bukan di Kampung Halamannya]
Assalamualaikum ....
Mari Kita baca dan coba fahami mungkin banyak dari Kita yang tak tahu sebelumnya!
Mengapa para alim ulama berwasiat agar supaya dikebumikan di tempat mereka menghembuskan nafas terakhir? Inilah jawanannya. Akhirnya kita bertemu perbedaan yang jelas kentara antara orang yang berilmu dan yang jahil.
*روى الإمام أحمد والنسائي وابن ماجه من عن عبد الله بن عمرو رضي الله عنهما قال: مات رجل بالمدينة ممن وُلِد بها ، فصلى عليه رسول الله صلى الله عليه وسلم ، ثم قال : يا ليته مات بغير مولده قالوا : ولم ذاك يا رسول الله ؟ قال : إن الرجل إذا مات بغير مولده قيس له من مولده إلى منقطع أثره في الجنة.*
Imam Ahmad, an-Nasa'i dan Ibnu Majah meriwayatkan dari Abdullah ibnu Umar RA berkata:
"Seorang lelaki kelahiran kota Madinah meninggal dunia di Madinah. Dan Rasulullah SAW menshalatkan jenazahnya. Rasul kemudian bersabda: "Alangkah baiknya andai kata dia ini meninggal dunia bukan pada tempat kelahirannya!"
Mereka (para sahabat) bertanya: "Kenapa begitu ya Rasulullah?" Rasul menjawab :
"Sungguh apabila seorang lelaki meninggal dunia bukan pada tempat kelahirannya, niscaya akan dihitungkan (ganjaran pahala seluas) jarak antara tempat kelahirannya hingga ke tempatnya di syurga.
[HR. Ahmad, an-Nasa'i dan Ibnu Majah]
Dalam Islam, di mana kita meninggal maka di situlah pusara kita. Kita dilarang mengangkut mayat itu untuk dibawa ke tempat lain. Banyak di antara kita yang berbuat begini. Mayat diterbangkan beribu kilometer dan sebelum diterbangkan, mayat itu akan disemayamkan lama di rumah duka.
Ini menyiksa mayat. Dan jika orang Batusangkar yang meninggal di Bandung dan kemudian diangkut untuk dikebumikan di Kampung halamannya di Batusangkar, itu pun sudah tidak tertanggung siksa pada si mayat. Sebenarnya kalau Kita kasih dan sayang padanya adalah dengan mengkebumikan dia di tempat dia meninggal. Itulah kasih dan sayang yang sebenarnya, mayat itu kalau bisa berbicara dia akan memberitahu ahli warisnya supaya jangan dibawa dia pulang. Sebab Allah menyuruh dia dikuburkan di tempat dia meninggal.
Pada saat kematian pun mayat itu dipaksa melanggar perintah Allah. Menyegerakan pengkebumian atau pemakaman adalah perintah Allah dan dikuburkan di tempat kematian juga adalah perintah Allah. Mengapakah mesti kita bawa dia (mayat) itu pulang, dia bukan milik kita, dia adalah milik Allah SWT dalam arti yang sebenarnya, maka semestinyalah kita yang hidup memahami dan kasihan padanya supaya jangan melanggar perintah Allah.
Bila Kita hendak membawa balik ke kampung, maka adzab pada mayat yang belum dikebumikan akan semakin bertambah, contoh, dasar kebijakan pemerintah Amerika Serikat adalah bila mayat hendak diterbangkan, Peraturan penerbangan Amerika adalah sebelum mayat itu dibawa menaiki pesawat, maka segala cairan dalam tubuh mayat termasuk otaknya akan disedot supaya memastikan mayat itu betul betul kering (on medical ground). Selepas itu baru bisa dikeluarkan Surat izin tanda bebas untuk naik pesawat. Tidakkah ini suatu penyiksaan pada mayat orang yang kita kasihi. Cairan dalam tubuhnya itu adalah sebahagian dari anggotanya yang menangis nangis mau dikebumikan bersama jasad, tetapi telah disedot dan jasad pula dikimiakan. Alangkah malangnya. Ini semua karena gara gara kehendak ahli waris yang mau mayat itu dibawa pulang.
Kalau ini disebabkan oleh kita maka kita akan ditanya nanti. Perkara ini perlu difahami dengan sungguh sungguh! Kalau melanggar ketetapan Allah, maka beginilah jadinya dan akibatnya. Ada juga ahli waris yang berkata, ”Kalau alm meninggal di Makkah, tidak mengapalah dia dimakamkan di Makkah, tetapi ini di Amerika?!”
Jangan lewatkan juga artikel menarik : Keranda Airlines
Kita harus faham, kemuliaan, mayat atau kubur itu tidak tergantung di mana kubur itu terletak. Kemuliaan dan keselamatan mayat di alam kubur adalah bergantung kepada taqwa dia kepada Allah semasa hidupnya. Kubur di Makkah sekalipun kalau hidup menentang Allah, maka itu bukan bisa dijadikan pelindung. Kita harus ingat walau mati di mana sekalipun, kubur yang akan menjadi salah satu dari Taman teman Surga atau salah satu dari lubang lubang neraka, adalah tergantung, insyaa Allah, kepada sejauh mana kita hidup mengikuti hukum hukum dan perintah Allah. Orang Islam yang faham, dia sanggup mati dan ditanamkan dimana saja sebab bumi ini semuanya hak mutlak Allah Ta'ala dan dimana saja dia bisa beristirahat setelah dia hidup sebagai seorang hamba yang saleh/salehah yang bertaqwa, insyaa Allah. Marilah kita sama sama ambil iktibar!
Wallahu a’lam bishshawwab.
Makamkanlah jenazah yang meninggal di tempat kematian [bukan di Kampung Halamannya]
Assalamualaikum ....
Mari Kita baca dan coba fahami mungkin banyak dari Kita yang tak tahu sebelumnya!
Mengapa para alim ulama berwasiat agar supaya dikebumikan di tempat mereka menghembuskan nafas terakhir? Inilah jawanannya. Akhirnya kita bertemu perbedaan yang jelas kentara antara orang yang berilmu dan yang jahil.
*روى الإمام أحمد والنسائي وابن ماجه من عن عبد الله بن عمرو رضي الله عنهما قال: مات رجل بالمدينة ممن وُلِد بها ، فصلى عليه رسول الله صلى الله عليه وسلم ، ثم قال : يا ليته مات بغير مولده قالوا : ولم ذاك يا رسول الله ؟ قال : إن الرجل إذا مات بغير مولده قيس له من مولده إلى منقطع أثره في الجنة.*
Imam Ahmad, an-Nasa'i dan Ibnu Majah meriwayatkan dari Abdullah ibnu Umar RA berkata:
"Seorang lelaki kelahiran kota Madinah meninggal dunia di Madinah. Dan Rasulullah SAW menshalatkan jenazahnya. Rasul kemudian bersabda: "Alangkah baiknya andai kata dia ini meninggal dunia bukan pada tempat kelahirannya!"
Mereka (para sahabat) bertanya: "Kenapa begitu ya Rasulullah?" Rasul menjawab :
"Sungguh apabila seorang lelaki meninggal dunia bukan pada tempat kelahirannya, niscaya akan dihitungkan (ganjaran pahala seluas) jarak antara tempat kelahirannya hingga ke tempatnya di syurga.
[HR. Ahmad, an-Nasa'i dan Ibnu Majah]
Dalam Islam, di mana kita meninggal maka di situlah pusara kita. Kita dilarang mengangkut mayat itu untuk dibawa ke tempat lain. Banyak di antara kita yang berbuat begini. Mayat diterbangkan beribu kilometer dan sebelum diterbangkan, mayat itu akan disemayamkan lama di rumah duka.
Ini menyiksa mayat. Dan jika orang Batusangkar yang meninggal di Bandung dan kemudian diangkut untuk dikebumikan di Kampung halamannya di Batusangkar, itu pun sudah tidak tertanggung siksa pada si mayat. Sebenarnya kalau Kita kasih dan sayang padanya adalah dengan mengkebumikan dia di tempat dia meninggal. Itulah kasih dan sayang yang sebenarnya, mayat itu kalau bisa berbicara dia akan memberitahu ahli warisnya supaya jangan dibawa dia pulang. Sebab Allah menyuruh dia dikuburkan di tempat dia meninggal.
Pada saat kematian pun mayat itu dipaksa melanggar perintah Allah. Menyegerakan pengkebumian atau pemakaman adalah perintah Allah dan dikuburkan di tempat kematian juga adalah perintah Allah. Mengapakah mesti kita bawa dia (mayat) itu pulang, dia bukan milik kita, dia adalah milik Allah SWT dalam arti yang sebenarnya, maka semestinyalah kita yang hidup memahami dan kasihan padanya supaya jangan melanggar perintah Allah.
Bila Kita hendak membawa balik ke kampung, maka adzab pada mayat yang belum dikebumikan akan semakin bertambah, contoh, dasar kebijakan pemerintah Amerika Serikat adalah bila mayat hendak diterbangkan, Peraturan penerbangan Amerika adalah sebelum mayat itu dibawa menaiki pesawat, maka segala cairan dalam tubuh mayat termasuk otaknya akan disedot supaya memastikan mayat itu betul betul kering (on medical ground). Selepas itu baru bisa dikeluarkan Surat izin tanda bebas untuk naik pesawat. Tidakkah ini suatu penyiksaan pada mayat orang yang kita kasihi. Cairan dalam tubuhnya itu adalah sebahagian dari anggotanya yang menangis nangis mau dikebumikan bersama jasad, tetapi telah disedot dan jasad pula dikimiakan. Alangkah malangnya. Ini semua karena gara gara kehendak ahli waris yang mau mayat itu dibawa pulang.
Kalau ini disebabkan oleh kita maka kita akan ditanya nanti. Perkara ini perlu difahami dengan sungguh sungguh! Kalau melanggar ketetapan Allah, maka beginilah jadinya dan akibatnya. Ada juga ahli waris yang berkata, ”Kalau alm meninggal di Makkah, tidak mengapalah dia dimakamkan di Makkah, tetapi ini di Amerika?!”
Jangan lewatkan juga artikel menarik : Keranda Airlines
Kita harus faham, kemuliaan, mayat atau kubur itu tidak tergantung di mana kubur itu terletak. Kemuliaan dan keselamatan mayat di alam kubur adalah bergantung kepada taqwa dia kepada Allah semasa hidupnya. Kubur di Makkah sekalipun kalau hidup menentang Allah, maka itu bukan bisa dijadikan pelindung. Kita harus ingat walau mati di mana sekalipun, kubur yang akan menjadi salah satu dari Taman teman Surga atau salah satu dari lubang lubang neraka, adalah tergantung, insyaa Allah, kepada sejauh mana kita hidup mengikuti hukum hukum dan perintah Allah. Orang Islam yang faham, dia sanggup mati dan ditanamkan dimana saja sebab bumi ini semuanya hak mutlak Allah Ta'ala dan dimana saja dia bisa beristirahat setelah dia hidup sebagai seorang hamba yang saleh/salehah yang bertaqwa, insyaa Allah. Marilah kita sama sama ambil iktibar!
Wallahu a’lam bishshawwab.
Posting Komentar untuk "Memakamkan Jenazah Tidak Harus Di Kampung Halaman"