Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

The Man with the Golden Hand

“Keluargaku saya beri lebih banyak dan lebih baik dari yang saya sumbangkan. Sebanyak rizki, kebaikan, dan pahala yang dijanjikan Allah,” (Abdurrahman bin Auf R.A)

The Benefactor ABDURRAHMAN BIN AUF R.A

Episode 4 - The Man with the Golden Hand (2)

"Buka... buka..!" teriak Aus mengetuk pintu rumah Umar bin Khattab dengan keras. Seketika Umar terperanjat dan langsung membuka pintu,

"Apakah orang-orang Ghassan sudah datang?" tanya Umar tak sabar. "Bahkan ini lebih dahsyat dari itu, Rasulullah menceraikan istri-istrinya."  jawab Aus bin Khawali menunggu respon Al Faruk.

Masalah apalagi ini? Umar Al Faruk begitu kaget dibuatnya. Belum hilang dalam benaknya bayang-bayang kengerian serbuan pasukan Romawi dan bani Ghassan yang menurut selentingan berita sedang menuju Madinah, ditambah ulah Abdullah bin Ubay cs yang terus mendesak Rasulullah ﷺ segera meresmikan masjid tandingan yang baru mereka dirikan. Masjid yang dibangun dengan intrik dan konspirasi, Dhirar.

Dua masalah besar, hubungan luar negeri dan stabilitas dalam negeri yang perlu penyelesaian segera. Kini ditambah kabar lebih pelik lagi, keluarga Rasulullah ﷺ.

Namun Umar segera menyadari, bahwa semua ini harus segera diselesaikan. Ia bergegas menemui Khafsah putrinya,

"Apakah Rasulullah menceraikanmu?" tanya Umar.
"Aku tidak tahu." jawab Khafsah penuh kebingungan.

Merasa tidak mendapat kejelasan Umar bergegas menemui Rasulullah ﷺ dan mendapat jawaban tegasnya,
"Tidak!", jawab Rasulullah ﷺ.
Benar, beliau ﷺ hanya menjauhi semua istrinya sebulan penuh.
"Allahu Akbar...! sahut Umar dengan tenang.

Sejak Fathu Makkah, tidak ada lagi ancaman serangan dari Quraish dan sekutu-sekutunya, dan seluruh jazirah Arab terkonsolidasi dengan baik, tunduk dan menyatukan wilayah mereka dengan pusat pemerintahan Islam di Madinah. Orang-orang masuk Islam secara bergelombang, berbondong-bondong.

Tapi disana, diutara jazirah. Ada yang terusik, tidak rela kekuasaannya atas dunia terancam. Ya, gejolak wilayah yang berbatasan langsung dengan Romawi, super power dengan militer terkuat dimuka bumi saat itu.

Berita pun berseliweran sampai di Madinah, bahwa Hiraklius sang Kaisar, telah mempersiapkan 40.000 pasukan reguler termasuk Etnis Ghassan, Lakhm, Judzam dan gabungan dari wilayah-wilayah perbatasan yang masih beragama Nasrani. Dan pasukan perintis mereka sudah tiba di Balqa'

Di Madinah, setiap ada gejelok sekecil apapun kontan orang-orang selalu menghubungkan dengan rencana operasi militer Ghassan. Sehingga hal itupun dirasakan Umar Al Faruk, juga Aus bin Khawali parter Umar dalam bergantian menimba ilmu dari Rasulullah ﷺ.

Rasulullah ﷺ menyadari semua itu, maka keputusanpun diumumkan segera, pasukan Madinah akan meladeni mereka diperbatasan mereka, Tabuk.

KISAH SAHABAT RASULULLAH SAW Serial Kumpulan Kisah Sahabat Nabi Yang Mengagumkan , Menginspirasi dan jarang diketahui serta mengharukan yang telah dikemas singkat dan lengkap untuk dijadikan teladan bagi kehidupan umat Muslim berdasarkan Al Qur'an dan hadist Rasulullah Muhammad SAW. 

Sekarang mari kita lihat suasana persiapan perang Tabuk pada situasi sulit di musim panas. Rasulullah ﷺ membutuhkan dana perang yang mahal karena medannya jauh, ditambah situasi Madinah yang sedang dilanda musim panas. Dalam situasi krisis Abdurrahman bin Auf memeloporinya dengan menyumbang 200 uqiyah emas (sekitar 3,2 Milyar) sampai-sampai Umar bin Khattab berbisik kepada Rasulullah ﷺ, “Sepertinya Abdurrahman berdosa terhadap keluarganya karena tidak meninggali uang belanja sedikitpun untuk keluarganya.”

Mendengar ini, Rasulullah ﷺ bertanya pada Abdurrahman bin Auf, “Apakah kamu meninggalkan uang belanja untuk keluargamu?”
“Ya!” jawab Abdurrahman, “Keluargaku saya beri lebih banyak dan lebih baik dari yang saya sumbangkan.”
“Berapa?” tanya Rasulullah ﷺ.
“Sebanyak rizki, kebaikan, dan pahala yang dijanjikan Allah,” jawabnya.

Hmmm... Abu Muhammad, keimananmu kuat, perkataanmu seperti As Shidiq. Semua kekayaanmu engkau belanjakan untuk berkhidmat pada agama Allah....

Setelah Rasulullah ﷺ wafat, Abdurrahman bin Auf bertugas menjaga kesejahteraan dan keselamatan Ummahatul Mu’minin (para istri Rasulullah ﷺ).

Harta kekayaan ini tidak akan pernah membuat kelegaan dan kesenangan pada dirinya selama ia belum menemukan jalan untuk membela agama dan membantu rekan-rekannya. Adapun untuk selain itu, ia merasa khawatir terhadap harta kekayaannya.

Ibnu Auf pernah dengan sengaja menjual tanahnya seharga 40.000 dinar (kira-kira 85 milyar), setelah laku uang itu dibagi-bagikan semua untuk keluarga Bani Zuhrah, untuk Ummahatul Mu’minin (para istri Rasulullah ﷺ), dan untuk kaum Muslimin yang miskin.

Untuk biaya jihad fi sabilillah, Abdurrahman pernah menyumbangkan 500 ekor kuda perang untuk perlengkapan tentara Islam. Pada hari yang lain, ia menyumbangkan lagi 1.500 ekor unta.

Ayo... berapa harga kuda perang saat ini? Saat itu kuda adalah kendaraan utama dengan daya jelajah tinggi, namun harganya mahal sehingga tidak semua orang memilikinya.

Dan sekarang? Pun demikian bukan? apalagi Arabian Horse tergolong ras kuda paling mahal di dunia. Saat ini harga seekor Kuda Arabian biasa mencapai 100.000 Dollar US atau setara Rp 1,3 Milyar. Sedang kuda perang ras Arabian terbaik 4 kali lipat harganya.

#Catatan : Pendekatan perhitungan kurs harga uqiyah, dinar, dan dirham mengacu pada fatwa Syeikh Muhammad Shalih Al Munajjid. Pada saat artikel ini ditulis

Bersambung...
Semoga bermanfaat
"Maka ceritakanlah kisah-kisah itu agar mereka berfikir." [Al A’raf: 176]

Posting Komentar untuk "The Man with the Golden Hand"